The Productivity Project: Tiga Tugas Harian

Saya sudah menentukan tugas-tugas yang memiliki dampak besar bagi pekerjaan saya. Lalu, apa langkah berikutnya? Mulai bekerja.

The Productivity Project: Tiga Tugas Harian

Tiga tugas berdampak tinggi yang sudah kita identifikasi harus kita kerjakan untuk menjadi produktif.

Berikut saran dari Chris:

“At the beginning of every day, mentally fast-forward to the end of the day, and ask yourself: When the day is over, what three things will I want to have accomplished? Write those three things down.”

“Do the same at the beginning of every week.”

Jadi, pertama yang harus saya lakukan adalah menentukan tiga hal yang ingin saya selesaikan. Cara menentukan tugas-tugas tadi adalah dengan visualisasi. Chris menyarankan agar kita membayangkan bagaimana kondisi kita di akhir hari. Apa yang ingin kita selesaikan?

Tulis Tiga Tugas Harian tadi dan mulai mengerjakannya.

Selain rencana harian, Chris juga menyarankan kita membuat rencana mingguan. Jadi di awal minggu kita juga perlu membayangkan hal apa yang ingin kita selesaikan.

Kriteria tugas-tugas tadi sama dengan kriteria dalam excercise yang sudah kita kerjakan di bagian sebelumnya, yaitu tugas-tugas yang memiliki dampak besar bagi pekerjaan kita.

Kalau kamu bertanya-tanya, kenapa sih harus tiga? Ada apa dengan angka tiga? Kenapa bukan dua? Atau bahkan sembilan?

three red and silver spoon
The power of three. Photo by Markus Winkler / Unsplash

Chris sempat membahas tentang kelebihan angka tiga di bab ini. Jawabannya simpel: karena mudah untuk diingat. Tentu kamu tidak akan kesulitan jika sewaktu-waktu perlu mengingat tiga hal penting. Misal ada yang tiba-tiba bertanya apa tiga hal yang ingin kamu lakukan hari ini, kamu bisa dengan mudah menyampaikannya dengan singkat. Tanpa harus membuka-buka catatan.

Bayangkan kalau ada banyak hal yang ingin kamu lakukan dalam sehari. Pertama, mungkin kamu akan kesulitan untuk fokus misal terlalu banyak tugas yang ingin kamu kerjakan. Dan biasanya kamu justru terjebak dengan multitasking yang justru membuatmu tidak produktif.

Kedua, kamu jadi kesulitan menentukan prioritas. Kalau banyak hal yang jadi prioritas, justru tidak ada yang lebih penting untuk dikerjakan karena semua tugas sama pentingnya.

Lantas bagaimana pengalaman saya melaksanakan Tiga Tugas Harian? Mari kita bahas.


Hari Pertama

Sesuai rencana, di awal hari kerja saya sudah menetapkan tiga hal penting yang akan saya selesaikan.

Salah satu tips dari Chris agar mudah menetapkan tiga tugas harian adalah dengan membayangkan kondisi di akhir hari.

Mulailah saya membayangkan kira-kira apa tugas-tugas yang membuat saya merasa tenang apabila sudah saya bereskan di hari ini.

Tugas pertama yang saya tuliskan adalah “berdiskusi dengan staf tentang tugas-tugas yang harus diantisipasi di akhir dan awal tahun”. Alasannya sederhana. Sekarang sudah masuk akhir tahun 2023. Biasanya menjelang tutup tahun dan di awal tahun, ada beberapa laporan penting yang butuh persiapan untuk penyusunannya. Jadi saya anggap tugas ini penting karena saya bisa dapat gambaran apa saja yang perlu dilakukan atau disiapkan untuk menghadapi akhir dan awal tahun.

Dan sepertinya tema tugas ini akan terus muncul di tugas-tugas harian berikutnya. Karena saya tidak boleh cukup berhenti di perencanaan tugas. Tapi juga perlu aksi konkrit untuk bisa menuntaskan kewajiban-kewajiban di akhir dan awal tahun.

Tugas kedua yang saya tulis adalah: “membereskan inbox surat masuk”. Sampai hari ini, masih ada sekitar 30-an surat masuk di inbox saya yang belum saya arsipkan. Umumnya karena saya bingung dengan arahan pimpinan. Biasanya arahannya terlalu kabur seperti: “koordinasikan”, “follow-up tindak lanjutnya”, atau “mungkin bisa dipertimbangkan untuk ...” (padahal saya butuh arahan yang tegas) . Ini saya akui salah satunya disebabkan karena kebiasaan buruk saya. Harusnya saya langsung konfirmasi saja ke yang menyampaikan arahan: ini maksudnya bagaimana ya arahannya? Dengan nada dan gestur yang sopan tentunya, hehe.

Tugas ketiga adalah: “menyelesaikan konsep surat yang diminta pimpinan kantor”. Kalau yang ini sudah jelas, arahan langsung dari pimpinan. Saya tidak punya daya untuk menolak, mau tidak mau harus diselesaikan. Sebenarnya permintaan pimpinan ini sudah agak lama, tapi karena arahannya ada beberapa item sekaligus, jadi untuk konsep surat yang satu ini masih belum sempat saya selesaikan.

Biar tidak lupa, saya tuliskan ketiga tugas tadi di aplikasi to-do list andalan saya: Things.

Refleksi hari pertama

Hal pertama yang saya rasakan setelah menulis tiga tugas tadi adalah saya merasa lebih fokus dan tenang. Mungkin karena selama ini saya menjalani hari-hari dengan mengalir begitu saja. Ketika saya punya daftar tugas dan jumlahnya tidak terlalu banyak, saya jadi lebih tenang. Fokus tentu saja bertambah karena apa yang akan saya lakukan sudah jelas, tinggal saya kerjakan saja.

Satu jam sebelum akhir jam kerja hari pertama, saya sudah bingung mau mengerjakan apa lagi karena Tiga Tugas Harian saya sudah beres.

Mungkin ini yang perlu saya antisipasi berikutnya. Misal saya sudah menyelesaikan daftar tugas saya di hari itu dan masih ada waktu kerja, sepertinya saya perlu menyiapkan daftar cadangan untuk dikerjakan. Agar tidak bingung dan bengong di akhir hari.


Hari Kedua

Tiga Tugas Harian yang saya targetkan adalah:

  1. Menggali kendala dalam pelaksanaan proses rekonsiliasi dalam rapat dengan stakeholders kantor.
  2. Mempersiapkan penyusunan laporan awal tahun.
  3. Mengonsep surat sesuai arahan pimpinan kantor.

Tugas pertama. Saya memilih tugas ini karena memang bakal ada rapat terkait proses rekonsiliasi data dengan stakeholders kantor yang diadakan kemarin pagi. Dalam rapat itu ada tiga pihak yang hadir: dua dari internal kantor kami, satunya dari mitra kerja kami. Rapat ini seharusnya rutin dilaksanakan tiap semester tapi sepertinya ada kendala yang dihadapi mitra kerja kami jadi tidak bisa dilaksanakan sesuai jadwal.

Untuk itu, saya tetapkan tugas di hari ini untuk menggali kendala yang dihadapi mitra kerja kami agar ke depannya masalah tersebut bisa diantisipasi dan proses rekonsiliasi ke depannya bisa berlangsung lancar.

Tugas kedua adalah lanjutan dari tugas yang sebelumnya sudah saya tetapkan. Tema utamanya menyiapkan penyusunan tugas-tugas di awal tahun agar tidak kewalahan jika nanti sudah mendekati batas pengumpulan laporan.

Nah, untuk tugas terakhir, ada hal yang membedakan dari tugas-tugas lain. Tugas ini seingat saya tidak masuk dalam rencana saya kemarin. Saya sudah menetapkan tugas lain, dan parahnya saya sudah lupa apa, hehe. Tapi karena ada pesan dari pimpinan kantor untuk mengonsep surat, jadilah saya kesampingkan tugas awal yang sudah saya tetapkan dan menggantinya dengan arahan dari pimpinan kantor.

Refleksi hari kedua

Yeah! Di akhir hari saya kembali berhasil menyelesaikan Tiga Tugas Harian yang sudah saya tetapkan.

Tugas pertama bisa selesai dan membantu saya fokus ketika berdiskusi dalam rapat. Isu dan kendala dari mitra kerja berhasil saya dapatkan dan hasilnya saya laporkan ke atasan.

Tugas ketiga juga beres. Meski selesainya hampir waktu jam pulang. Tapi yah tetap selesai.

Untuk membereskan tugas kedua ini saya menemui masalah. Karena saya tidak menentukan dari awal definisi selesai untuk tugas kedua, saya jadi bingung kapan harus mencentang to-do list-nya.

Tugas pertama jelas hasilnya, saya bisa dapat isu dan kendala dari mitra kerja. Tugas ketiga juga, hasilnya ya konsep surat.

Tapi tugas kedua yang saya bingung, sampai sejauh mana persiapan penyusunan laporan yang perlu saya bereskan? Apakah sampai mengumpulkan arsip-arsip sebelumnya? Atau sampai menentukan kerangka laporan? Atau sampai menyiapkan data-data yang dibutuhkan?

Ini sepertinya jadi pelajaran buat saya, berikutnya ketika menetapkan tugas saya harus jelas menentukan garis finish-nya.


Hari Ketiga

Oke. kita langsung saja ya.

  1. Distribusikan surat yang sudah disetujui pimpinan ke tujuan surat.
  2. Sambut tamu kantor.
  3. Finalisasi konsep kerangka waktu penyelesaian tugas akhir tahun Konsep surat rencana kunjungan pimpinan kantor.

Tugas pertama lanjutan dari tugas di hari sebelumnya. Saya sudah mengonsep surat sesuai arahan pimpinan dan pimpinan sudah setuju. Kalau tidak disampaikan ke tujuan surat tentu tugas saya akan jadi sia-sia. Sistem persuratan kami sebenarnya sudah otomatis menyampaikan surat ke tujuan, dengan syarat penerima surat masih ada di dalam lingkup kantor kami. Untuk surat-surat yang ditujukan ke pihak eksternal, saya harus menyampaikannya secara manual.

Tugas kedua sebenarnya agak remeh. Jadi kantor kami rencana akan dikunjungi beberapa tamu. Dan salah satu orang yang berkunjnug adalah teman angkatan saya. Kalau saya tidak memprioritaskan tugas ini, takutnya akan digusur oleh tugas-tugas lain. Kelihatannya memang hanya menyambut tamu. Tapi kalau tidak saya lakukan, bisa jadi hubungan kami renggang. Inilah salah satu kenyataan bekerja di kantor: network harus dijaga.

Tugas ketiga ini salah satu contoh penyesuaian tugas di tengah-tengah hari. Di awal saya sudah menetapkan akan lanjut mengantisipasi tugas-tugas di awal tahun. Makanya saya menentukan “Finalisasi kerangka waktu penyelesaian tugas awal tahun” sebagai tugas ketiga. Di tengah hari, tiba-tiba pimpinan kantor meminta untuk menyiapkan rencana keberangkatan ke luar kota yang dijadwalkan Senin depan. Karena kemarin hari Kamis, otomatis waktu saya untuk menyiapkan keperluan administratif untuk itu tidak banyak. Saya lalu cepat mengganti tugas ketiga ini dengan tugas baru.

Refleksi hari ketiga

Syukurnya di akhir hari semua tugas bisa saya selesaikan.

Untuk menyelesaikan tugas pertama, saya meminta bantuan teman-teman kantor yang wilayah kerjanya lebih dekat dengan tujuan surat untuk menyampaikan surat dari pimpinan kantor. Sebelum istirahat siang, tugas ini sudah beres karena saya sudah mulai mengontak pagi-pagi.

Untuk tugas kedua juga beres. Kebetulan kantor juga mengadakan rapat dengan pihak-pihak yang berkunjung jadi saya bisa bertegur sapa dengan teman di kesempatan itu. Yaah, standar-standar saja, saling menanyakan kabar dan catch-up tentang kehidupan masing-masing. Sayangnya saya tidak sempat menyiapkan buah tangan untuk dia, mungkin lain kali lah. Ini sepertinya perlu menjadi catatan: mengantisipasi kedatangan tamu dengan menyiapkan buah tangan.

Tugas ketiga sebenarnya sudah saya kerjakan sejak awal hari. Saya sudah mulai mengecek dan mencatat tanggal-tanggal berapa saja yang harus diperhatikan untuk menyelesaikan tugas awal tahun. Intinya jangan sampai saling tumpang tindih dan kewalahan. Tapi menjelang jam kerja berakhir, ada arahan dari pimpinan untuk segera menyiapkan rencana keberangkatan di hari Senin. Jadilah saya langsung mengganti tugas ketiga dengan tugas yang baru. Konsep surat pun cepat saya siapkan dan sudah saya selesaikan sebelum jam pulang kantor.


Hari Keempat

Guess what? Tiga Tugas Harian untuk hari ini (Jumat, 8 Desember) sudah saya siapkan sejak Kamis sore kemarin, hehe.

Kemarin sore, saking banyaknya hal yang harus segera dikerjakan sebelum akhir pekan, saya sudah menyiapkan daftar tugas untuk hari Jumat besok. Sebagian besar tugas tadi tidak jauh-jauh dari rencana kunjungan pimpinan kantor ke klien penting di luar kota.

Tanpa berpanjang lebar lagi berikut Tiga Tugas Harian saya untuk hari Jumat:

  1. Persiapkan dan koordinasikan rencana keberangkatan pimpinan kantor.
  2. Siapkan bahan paparan pimpinan kantor untuk pertemuan dengan tamu penting.
  3. Sampaikan laporan monitoring untuk tugas yang deadline-nya tengah bulan Desember.

Tugas pertama dan kedua sudah jelas ya. Keduanya terkait dengan rencana perjalanan pimpinan kantor. Perjalanan ini sebenarnya sudah lama beliau minta. Bahkan sudah sejak dua bulan lalu kalau tidak salah ingat.

Tapi asisten si klien penting yang saya hubungi selalu merespon dengan lambat, atau menyampaikan kalau pimpinannya sedang tidak ada jadwal.

Akhirnya ketika saya mendapat jalur lain untuk bisa membuat janji dengan si tamu penting, disepakatilah rencananya di hari Senin depan. Artinya saya sudah harus menyelesaikan segala sesuatu kebutuhan yang harus disiapkan karena hari Jumat adalah hari kerja terakhir di kantor.

Tugas ketiga ini salah satu kesibukan yang saya hadapi di akhir tahun. Ada batas penyampaian laporan di tengah bulan Desember, yang apabila tidak dipatuhi bisa memunculkan masalah sangat besar. Hubungan kantor kami dengan pemangku kepentingan yang seharusnya menyampaikan laporan bisa jadi memburuk kalau batas penyampaian laporan ini dilewati.

Oleh karena itu, saya perlu membuat pengawasan atas penyampaian laporan ini agar semua pihak aware progresnya. Kalau pun ada kendala, bisa segera didiskusikan solusinya.

Refleksi hari keempat

Di akhir hari, sebagian besar tugas tadi beres.

Bahan paparan untuk kepala kantor saya rampungkan beberapa jam sebelum akhir jam kerja.

Laporan monitoring bahkan sudah saya sampaikan sebelum jam istirahat siang.

Yang menjadi masalah adalah tugas koordinasi rencana keberangkatan pimpinan kantor. Info awal yang disampaikan ke saya, pertemuan akan dilaksanakan hari Senin pagi. Eh, sebelum jam istirahat siang baru saya dikontak lagi sama asisten si klien kalau ada perubahan jadwal.

Jadilah saya bolak balik menghubungi asisten/staf si klien untuk memastikan jadwalnya. Mana pimpinan kantor sudah menggeser rapat penting internal agar bisa bertemu dengan si klien di luar kota lagi.

Sampai sore pun saya belum dapat kepastian jadwal. Fyuh. Mau tidak mau, tugas ini harus ikut bergeser ke hari Sabtu besok.


Hari Kelima

Hari ini hari Sabtu. Ya, saya akan coba bereksperimen dengan Tiga Tugas Harian di akhir pekan. Lingkup awal Tiga Tugas Harian sebenarnya untuk tugas-tugas yang memberi dampak besar bagi “pekerjaan” kita.

Tapi setelah memperhatikan banyaknya akhir pekan saya yang berakhir tidak produktif, saya putuskan untuk membuat daftar tugas di akhir pekan juga.

Produktif yang saya maksud di atas bukan berarti produktif dalam bekerja ya. Jangan dibayangkan saya sangat ingin menyelesaikan pekerjaan kantor di akhir pekan. Sebaliknya, saya sangat anti dengan mengerjakan tugas kantor di akhir pekan.

Menurut saya, akhir pekan harus dimanfaatkan untuk refreshing, untuk keluarga, untuk pribadi. Jangan sampai kebutuhan itu tergusur dengan kepentingan kantor, yang mungkin tidak penting-penting amat.

Tapi, saya harus akui, hal-hal yang ideal seperti di atas kadang agak sulit untuk benar-benar diterapkan. Contohnya, tiga tugas harian yang saya tetapkan di Sabtu ini.

  1. Ke bengkel untuk daftar paket servis.
  2. Ganti oli mesin motor.
  3. Koordinasi dengan klien tentang kunjungan pimpinan kantor (huuuu....!).

Tugas pertama dan kedua adalah ritual wajib. Jangan sampai terlewatkan bagi kamu yang punya kendaraan. Keselamatan nyawa dan orang lain bisa jadi terancam kalau kamu tidak memperhatikan kondisi kendaraan. Jadi, kalau boleh saya sarankan, buat reminder untuk servis rutin kendaraan.

Untuk motor, setidaknya jangan sampai lupa ganti oli. Jangka waktunya biasanya beda-beda, tergantung pemakaian. Dalam kasus saya yang pengguna motor matic, setiap dua bulan sekali saya ganti oli mesin, dan setiap empat bulan juga ganti oli gear.

Untuk mobil, rutinlah untuk servis setiap enam bulan sekali. Ada atau tidak ada keluhan, jangan sampai lupa diservis. Ketahanan kendaraan tergantung dari bagaimana kamu memeliharanya.

Sekian pesan tentang perawatan kendaraan.

Nah, tugas ketiga ini tadi yang saya kategorikan pekerjaan yang menyita waktu akhir pekan. Tapi mau bagaimana lagi. Terkadang ada tugas kantor yang tidak bisa dihindarkan dari sakralnya waktu akhir pekan. Saya masukkan tugas ini karena keberhasilan kunjungan pimpinan kantor tergantung kesepakatan tentang jadwal kunjungannya.

Refleksi hari kelima

Yak, ini pertama kali saya gagal untuk menyelesaikan semua tugas harian.

Tugas pertama saya selesaikan tanpa kendala. Sebelum jemput anak di sekolah, saya mampir dulu di bengkel resmi untuk daftar paket servis. Ini penting karena kalau saya tidak daftar, biaya servisnya jadi sangat mahal. Harga satu paket servis yang bisa digunakan untuk dua kali servis hampir sama dengan biaya servis tanpa paket. Jadi ini tidak boleh saya lewatkan dan sudah saya siapkan pengingat setiap tahun agar tidak terlewat.

Tugas ketiga akhirnya beres juga meski awalnya saya agak pesimis. Sore hari saya sudah beranikan diri mengontak narahubung klien untuk mengkonfirmasi waktu pertemuan pimpinan kantor. Saya agak sungkan juga merepotkan orang lain di akhir pekan, tapi syukurnya beliau tidak keberatan. Dan sebelum malam kepastian jadwal sudah saya dapatkan. Info sudah saya teruskan ke pimpinan kantor dan saya bisa mencentang to-do list yang satu ini.

Tugas kedua gagal karena alasan klasik: saya tidak ketemu waktu yang tepat untuk pergi ke bengkel motor. Pagi sampai sore sudah occupied dengan keluarga. Akhirnya waktu yang tersedia tinggal jam delapan malam ke atas dan saya agak ragu masih ada bengkel motor yang buka jam segitu.

Jadi ganti oli motor ini saya geser ke hari berikutnya.


Hari Keenam

Entah kenapa kalau akhir pekan saya agak kesulitan memenuhi tiga tugas harian.

Saya sudah menetapkan tiga tugas ini untuk hari Minggu (12 Desember 2023) kemarin:

  1. Ganti oli motor.
  2. Pangkas rambut.
  3. Telepon ibu.

Tugas pertama sepertinya sudah jelas ya, ini lungsuran dari tugas kemarin yang belum beres. Bahkan kalau mau ditarik mundr, sebenarnya tugas ini sudah ada sejak bulan November kemarin. Kenapa belum beres-beres juga ya? Hehe.

Tugas kedua ini penting karena ada rencana berkunjung ke luar kota untuk menemani pimpinan kantor. Yang ditemui juga bukan orang sembarangan, orang nomor satu untuk daerah itu lah. Jadi rasanya kurang sopan kalau saya belum merapikan rambut sebelum bertemu dengan klien penting ini.

Tugas ketiga ini juga tidak kalah penting. Sebenarnya saya sudah membuat pengingat untuk tugas ini sudah sejak lama. Minimal sekali setiap pekan saya harus menelepon ibu di rumah. Sekadar untuk bertanya kabar dan perkembangan kesehatan beliau. Meski sudah saya masukkan ke dalam pengingat rutin, terkadang saya masih lupa untuk menyelesaikannya. Makanya kali ini saya jadikan Tiga Tugas Harian agar makin berat bagi saya untuk melewatkannya.

Refleksi hari keenam

Tugas pertama syukurnya sudah beres sebelum jam makan siang. Saya juga mengikutkan si kecil untuk ikut ke bengkel motor. Jaraknya tidak jauh, kira-kira lima menit berkendara dari rumah. Awalnya si kecil sebenarnya enggan untuk ikut dan lebih memilih untuk di rumah bermain. Tapi karena saya anggap pengenalan mengenai perawatan kendaraan ini penting buat anak laki-laki, akhirnya saya berikan iming-iming es krim misal si kecil mau ikut. Dan dia pun ikut dengan senang, hehe.

Tugas ketiga hampir saja tidak terselesaikan. Saya sudah berkali-kali coba menghubungi nomor telepon ibu sejak pagi. Saya coba untuk membuat panggilan video di pagi hari. Tidak diangkat. Siang saya coba lagi. Tidak diangkat juga. Akhirnya malam saya coba telepon dengan telepon biasa, baru diangkat. Mungkin ibu masih menyesuaikan diri dengan ponsel baru. Ponselnya yang lama sudah rusak dan baru saja diganti bulan lalu.

Tugas kedua gagal. Lagi-lagi saya kehabisan waktu untuk menyelesaikan tugas. Rencananya tugas ini saya bereskan segera setelah maghrib. Tapi ternyata ada tugas lain yang lebih mendesak: mengambil pakaian di laundry. Kalau pakaian tidak saya ambil kemarin malam, bisa gawat jadinya. Karena pakaian-pakaian kantor dan sekolah ada semua di situ. Akhirnya saya dahulukan tugas yang ini dan menunda untuk pangkas rambut. Saya tunda dulu sampai besok.


Tiga Tugas Harian, bermanfaatkah?

Akhirnya selesai juga eksperimen sepekan dengan Tiga Tugas Harian.

Apa saja yang bisa saya simpulkan dari eksperimen ini?

tilt-shift photography of person in brown jacket
Kapan saya bisa berpikir di tepi danau seperti di foto ini? Photo by Ümit Bulut / Unsplash

Pertama, Tiga Tugas Harian ini memang cukup membantu saya untuk jadi lebih fokus. Sebelumnya, saya terkadang bingung apa sih yang harus saya kejar untuk diselesaikan hari ini. Dengan TDT saya bisa lebih terarah. Saya jadi bisa membedakan mana yang distraksi, mana yang jadi fokus utama di tugas harian.

Kedua, terkadang setelah menyelesaikan seluruh Tiga Tugas Harian, saya jadi bingung ingin mengerjakan apa lagi. Biasanya seluruh tugas harian sudah saya bereskan sebelum waktu pulang kerja. Akhirnya saya melakukan hal-hal yang tidak jelas. Di satu sisi, saya menikmati juga menjalani jam kerja tanpa beban. Tapi di sisi lain, rasanya ada waktu yang tersia-siakan.

Ketiga, penyesuaian atas Tiga Tugas Harian terkadang diperlukan. Untuk tugas-tugas yang sifatnya penting dan mendesak, saya biasanya mengorbankan tugas lain yang belum terlalu mendesak. Penyesuaian ini memang saya butuhkan karena kalau saya tetap berkeras untuk menyelesaikan daftar tugas yang awal, justru malah bisa timbul masalah baru.

Keempat, ternyata sulit juga menyelesaikan Tiga Tugas Harian di akhir pekan. Entah karena terlalu banyak jadwal atau karena saya terlalu menganggap enteng tugas di akhir pekan. Atau mungkin saya tidak perlu membuat daftar tugas di akhir pekan?

Kesimpulannya, Tiga Tugas Harian ini cukup membantu saya untuk lebih fokus. Akhir pekan mungkin bukan waktu yang tepat untuk saya membuat daftar tugas. Jika ada perubahan daftar tugas, saya tidak perlu khawatir. Segera ganti tugas yang tidak terlalu penting dan geser ke hari lain. Jika ada tugas lain yang perlu ditambahkan karena daftar tugas sudah selesai sebelum akhir hari, saya bisa memilih untuk menambah tugas baru. Atau bisa juga tidak. Saya juga bisa memilih untuk menikmati sisa hari kerja dengan santai.