Berusaha Lebih Produktif dengan The Productivity Project

Pernah membaca janji indah yang ada di buku-buku self-help? Saya akan buktikan, dimulai dari The Productivity Project.

Berusaha Lebih Produktif dengan The Productivity Project
Memulai hari yang baru dengan lebih produktif. Setidaknya itu kesan yang saya inginkan di foto ini. Foto: koleksi pribadi.

"Kamu cuma bisa memilih dua dari tiga”.

Begitu kata senior saya di kampus, sekitar 10 tahun yang lalu. Dia baru saja menggambarkan keputusan sulit yang harus diambil mahasiswa. Kata senior saya, di antara tiga hal: belajar, bersosialisasi, dan istirahat, mahasiswa hanya bisa memilih dua:

  • Kalau kamu mengejar prestasi dan ingin populer di circle pertemanan, maka waktu tidurmu akan berkurang.
  • Kalau kamu ingin berprestasi dan istirahat yang cukup, siap-siap jadi mahasiswa yang tidak gaul.
  • Kalau kamu ingin bersenang-senang dan tetap tidur 8 jam sehari, IPK-mu mungkin akan pas-pasan.

Rasanya waktu kita tidak akan pernah cukup untuk melakukan banyak hal. Benar tidak?

Kalau kamu pekerja kantoran dan memiliki keluarga, mungkin kamu sudah mulai meninggalkan beberapa hobi dan circle pertemanan semasa lajang dulu. Bisa jadi kamu tetap menekuni hobimu di samping berbagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga, tapi mungkin kamu akan merasa kurang berenergi karena waktu istirahat yang kurang. Ada pengorbanan yang harus diambil.

Saya jadi teringat dengan teman kerja saya. Dia sudah berkeluarga dan masih suka nongkrong dengan teman-temannya, entah untuk bermain mobile game atau ngopi atau keduanya. Walhasil, hampir setiap hari kerja dia kelihatan kurang fit. Dia pun bercerita kalau agak sulit tidur tiap malam. Ini mungkin trade-off yang dia ambil, mengorbankan waktu istirahat untuk kerja, keluarga, dan hobinya.

Menjadi Lebih Produktif: Solusi dari Trilema Bekerja-Bersosialisasi-Istirahat?

high-angle grayscale photography of triangular staircase
Tidak ada maksud khusus di balik foto ini. Kebetulan ini foto segitiga yang saya dapat di Unsplash dan warnanya pas. Photo by Viswanath V Pai / Unsplash

Melihat masalah tadi, saya pun berpikir, mungkin solusinya adalah dengan menjadi lebih produktif. Misal kita bisa mengelola waktu dan tenaga kita dengan baik, harusnya kita bisa jadi lebih efisien. Dapat menyelesaikan lebih banyak tugas dalam waktu singkat. Dengan begitu, seharusnya waktu yang luang saya akan menjadi lebih banyak.

Tapi bagaimana caranya?

Setelah membaca-baca buku dan artikel di internet tentang menjadi produktif, salah satu metode yang saya temukan untuk jadi lebih produktif adalah menjalani The Productivity Project.

Sekilas tentang The Productivity Project

The Productivity Project (TPP) adalah buku yang ditulis Chris Bailey. Ada janji yang disampaikan penulis di sampul bukunya: accomplishing more by managing your time, attention and energy. Kasarnya bisa diartikan seperti ini: menyelesaikan lebih banyak dengan mengelola waktu, perhatian, dan energimu.

Siapa Chris Bailey?

Lantas Chris ini siapa? Tidak banyak yang dijelaskan penulis tentang latar belakangnya. Tapi ini beberapa poin yang bisa saya tangkap dari bagian Pendahuluan di bukunya:

  • berasal dari Kanada,
  • suka membaca blog tentang cara menjadi produktif sejak remaja,
  • pernah menempuh pendidikan tinggi tentang bisnis.

Di bukunya, Chris bercerita bahwa setelah lulus universitas, ia menolak dua tawaran pekerjaan untuk menjalankan sebuah proyek pribadi selama setahun. Selama setahun penuh Chris tidak bekerja. Ia hanya hidup dari uang tabungannya untuk mendalami topik produktivitas.

Dalam tahun itu, Chris menguji berbagai tips produktivitas untuk bisa menentukan mana tips yang benar-benar berguna dan mana yang tidak. Ia lalu membagikan tips produktivitas yang telah lolos uji tadi ke dalam buku TPP ini.

Kesan Awal The Productivity Project

Sampai di sini, saya merasa tertarik dan penasaran dengan isi buku ini.

Sama dengan Chris, saya juga tertarik dengan topik pengembangan diri dan produktivitas. Ada banyak sekali tips dan trik yang ada di jagat maya maupun buku. Tentu saya merasa sangat terbantu misal ada orang yang sudah menguji tips-tips tadi. Saya tidak perlu susah-susah melakukan percobaan karena sudah ada yang melakukannya.

Di sisi lain, saya merasa skeptis. Bagaimana jika apa yang cocok bagi Chris ternyata tidak cocok bagi saya?

Chris punya latar belakang yang berbeda dengan saya. Chris tinggal dan hidup di negara maju di Amerika utara. Taraf dan standar hidup warga di sana berarti relatif lebih tinggi dibandingkan di Indonesia. Bisa jadi ia dapat banyak kemudahan yang berpengaruh bagi produktivitasnya.

Ia juga tidak bercerita tentang keluarganya. Saya asumsikan Chris belum berkeluarga ketika mulai bereksperimen di tahun itu. Sementara saya saat ini sudah punya anak dan istri yang perlu perhatian khusus.

Itu hanya beberapa contoh perbedaan kami yang bisa saya pikirkan sekarang. Perbedaan-perbedaan tadi bisa saja berpengaruh bagi tingkat keberhasilan tips produktivitas yang Chris uji.

Selain alasan spesifik tadi, ada juga keraguan saya secara umum terhadap jenis buku ini. Pernah tidak kamu baca buku tentang pengembangan diri yang janjinya terlalu muluk-muluk? Kadang saya merasa janji-janjinya too good to be true, mirip janji caleg di musim pilkada. Dan biasanya kalau ada janji yang too good to be true, memang kenyataannya tidak bisa direalisasikan.

The Journey Begins

silhouette of man walking along field leading to mountain
Tenang. Saya tidak pergi ke mana-mana. Ini cuma ilustrasi untuk menambah dramatis artikel saya. Photo by Mukuko Studio / Unsplash

Meski ada alasan yang membuat saya ragu tentang buku TPP, tapi saya pikir: kenapa tidak saya coba saja?

Okelah. Saya putuskan untuk bereksperimen atas hasil eksperimen yang sudah dilakukan Chris (duh). Saya akan mencoba mengikuti satu per satu retasan produktivitas (productivity hacks) yang ada di buku TPP ini.

Tidak hanya itu, saya akan rutin berbagi pengalaman saya dengan TPP di blog ini.

Siapa tahu dengan berbagi pengalaman saya dengan pembaca, saya bisa jadi lebih termotivasi.


πŸ”–
Bookmark halaman ini. Saya akan berbagi pengalaman saya mengikuti The Productivity Project dan kamu bisa mengakses daftar artikelnya di bawah
πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡